Friday, December 26
Surealisme Tengah Malam
Aku bermimpi dunia ini adalah mimpi. Wakil rakyat telah berubah jadi srigala. Para petani jadi sabana yang pasrah diinjak aparat negara. Lalu aku menelan meja, tivi, radio, pita kaset, pena, juga buku sejarah dari masa silam yang keji.
Airmata adalah api.
Aku bermimpi dunia ini adalah setumpuk tahi. Dan mereka saling berebut memakannya. Kekuasaan kini adalah permainan kalap para tiran. Tak ada lagi harapan pada keadilan. Kebencian menjelma banjir dan erosi tanpa henti. Cinta cuma ciuman iseng di kamar mandi.
Airmata adalah api.
Aku bermimpi para maling jadi pemimpin negeri ini. Dan mereka saling mencuri dari selangkangan busuk rakyatnya sendiri. Hutan-hutan, rumah dan halaman, tanah pertanian, ladang perkebunan, sungai-sungai dan lautan adalah milik sah para pencuri.
Airmata adalah api.
Aku bermimpi siput-siput antri menjelma jadi kaum gelandangan. Ulat-ulat dan belatung adalah para buruh yang kelaparan. Lalu aku pun berubah jadi cacing di perut para penguasa. Lantas, kubelah diriku jadi jutaan cacing. Sontak, perut para penguasa itu jadi buncit dan meledak dan terserak menjelma jutaan doa di rahim Ibu Pertiwi.
Airmata adalah Api.
Wahai Adenita, putriku sayang, aku bermimpi aku adalah mimpi. Kubiakkan diriku dalam suci tidur malam-malammu. Agar kelak kau tetap terjaga sebagai bagian dari umat manusia. Buka matamu. Lihatlah, mimpi itu kini telah menjadi nyata.
Cantik Itu Luka
Cantik Itu Luka, demikianlah Eka Kurniawan, sang pengarang, memberi judul pada novel pertamanya yang telah diterbitkan Desember tahun lalu atas kerja sama AKY (Akademi Kebudayaan Yogyakarta) dan penerbit Jendela. Sungguh satu judul yang bisa dikata cukup melankolis dan manis. Selain itu, ditulis oleh seorang pengarang yang namanya hampir tak pernah nongol di lembaran sastra koran minggu. Tampaknya tak berlebihan kalau kehadiran Cantik Itu Luka ini kemudian sempat membuat dunia sastra mutakhir Indonesia seperti dikagetkan saja.
Adanya kekagetan itu bukanlah tanpa alasan. Pertama, novel Cantik Itu Luka ternyata cukup tebal (517 halaman), apalagi jika kita menengok profil dari sang pengarang sebagai novelis pemula. Memang, alumnus Filsafat Universitas Gajah Mada ini, sebelumnya telah memulai debutnya menerbitkan antologi cerpen Corat-coret di Toilet (Aksara Indonesia; 2000) dan karya skripsinya dengan judul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (Aksara Indonesia; 1999). Tetapi, dua karya sebelumnya itu tetap tak bisa dijadikan tolok ukur untuk kategori novel, bukan? Kedua, Eka Kurniawan dalam novel Cantik Itu Luka ini, sepertinya sengaja melakukan pemberontakan dalam hal konvensi dan bentuk estetika yang diusung.
Rangkaian Cerita
Tersebutlah Dewi Ayu, sebagai seorang keturunan Belanda di zaman kolonial jadi wanita yang harus melayani nafsu seks tentara-tentara Jepang, karena ia kebetulan berwajah ayu. Namun kecantikan wajahnya, ternyata tak berpihak padanya untuk hidup bahagia sebanding dengan anugrah wajah ayu yang dimiliki. Justru, ia bernasib tragis. Seperti nasi telah jadi bubur, selepas merdeka, ia tetap jadi pelacur meski ia diakui sebagai pelacur idola di sebuah kota yang bernama Halimunda. Kehidupan itu dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak perempuan, yang semuanya cantik.
Namun, Dewi Ayu adalah sosok yang dikutuk Ma Gedik, seorang lelaki yang telah dipaksa mengawininya dan akhirnya memilih mati karena cinta sejatinya hanya pada Ma Iyang. Kutukan itu juga tak lepas dari sejarah kelam kakek Dewi Ayu yang telah menjadikan Ma Iyang sebagai gundiknya. Padahal, Ma Iyang telah berikrar sehidup-semati dengan Ma Gedik. Itulah yang membuat Ma Gedik akhirnya dendam pada Dewi Ayu sampai anak turunannya. Alkisah, akibat kutukan itu keluarga Dewi Ayu berantakan. Ketiga anaknya hidup tak bahagia, karena ketiga suaminya mati mengenaskan dan mereka jadi janda. Bahkan kutukan Ma Gedik juga menimpa cucu-cucu Dewi Ayu, Si Rengganis, Nurul Aini dan Krisan.
Untuk itu, ketika Dewi Ayu mengandung anaknya yang keempat, ia berniat untuk menggugurkannya. Namun, aborsi yang dilakukannya selalu gagal. Akhirnya, ia hanya bisa berdoa kalau anaknya akan lahir berwajah buruk. Dan itulah kenyataan yang terjadi -meski secara ironik setelah anak keempat itu lahir ia menamainya dengan nama si Cantik. Tapi, wajah si Cantik yang mirip moster itu tak lebih suatu kutukan paling kejam. Si Cantik terpaksa harus menjalani hidup di kamar, tak bergaul dengan teman sebayanya dan tak ada sekolah mana pun yang mau menerimanya.
Tapi anehnya, Krisan, keponakannya sendiri yang patah hati setelah ditinggal mati Nurul Aini, kemudian mencintai si Cantik dan mau bercinta dengannya. Tak salah, jika si Cantik tak habis pikir, heran dan ingin tahu. Sehingga ia bertanya pada Krisan, "kenapa kau menginginkan aku?" Dengan satu jawaban, akhirnya Krisan mau mengakui, "sebab cantik itu luka." Jawaban itu tak lebih sebagai satire pengarang untuk sebuah pikiran filosofis akan makna kecantikan di balik wajah seorang perempuan!
All For she will be an angel to me
Through her eye's my love I'll see
I pray to the lord this one prayer to be
Bring true love and happiness to me.WHO AM I ?
Hi Guys my name Ary Saputra location in Malang, East Java Indonesia. study at Institut Teknologi Nasional Malang Electronics Engineering. like a, music hiking and swiming, reading, writing. please catch me throught : email me arysaputra@plasa.com chat me YM : alex_corvis80 that all folks about me...
MY PHOTO GALLERY TAGBOARD
THE OTHERS
ARCIEVE
07/26/2003 | 10/10/2003 | 10/11/2003 | 10/12/2003 | 10/13/2003 | 10/14/2003 | 10/16/2003 | 10/18/2003 | 10/19/2003 | 10/23/2003 | 10/25/2003 | 10/27/2003 | 10/31/2003 | 11/05/2003 | 11/09/2003 | 11/10/2003 | 11/12/2003 | 11/16/2003 | 11/21/2003 | 11/23/2003 | 11/28/2003 | 12/04/2003 | 12/05/2003 | 12/06/2003 | 12/17/2003 | 12/20/2003 | 12/21/2003 | 12/22/2003 | 12/23/2003 | 12/24/2003 | 12/25/2003 | 12/26/2003 | 12/27/2003 | 01/02/2004 | 01/11/2004 | 01/16/2004 | 01/18/2004 | 01/20/2004 | 01/28/2004 | 01/29/2004 | 01/31/2004 | 02/01/2004 | 02/06/2004 | 02/09/2004 | 02/13/2004 | 02/16/2004 | 02/17/2004 |